Jogja Cross Culture

Jogja Cross Culture adalah sebuah gerakan budaya kerjasama antara budayawan di Yogyakarta dan keberadaan. Selain menyangkal galeri seni, di BBY juga dilaksanakan acara-acara musik, film dan art kecil.

Sebuah aktivitas tradisional di Jalan Malioboro membantu para pedagang untuk menikmati suasana tradisional tersebut. Dia memaksa kain baru terus-menerus, dengan keroncong yang membuat gambar identitas lokal.

Warisan budaya

Warisan budaya Jogja menjadi bagian penting dari identitas kota. Ini mencakup berbagai bentuk seni tradisional. Kesenian ini biasa digunakan dalam acara pernikahan, khitanan dan acara-acara khusus lainnya. Mereka juga berperan penting dalam kehidupan sehari-hari warga Jogja.

Warisan budaya kota ini dilindungi oleh berbagai undang-undang, termasuk Undang-Undang Kekayaan Budaya Indonesia. Undang-undang tersebut bertujuan untuk melestarikan warisan budaya kota dan memastikan keberlanjutannya. Upaya pelestarian kota ini didukung oleh enam organisasi, termasuk Yayasan Kanthil, Forum Joglo, Pusat Studi Dokumentasi Kotagede, dan pemerintah kecamatan.

Kethoprak tradisional Yogyakarta adalah bagian dari warisan budaya kota yang kaya. Tradisi unik ini menampilkan sejumlah instrumen menarik, antara lain gamelan dan kemengahan.

Musik

Pada awal tahun 2010, sekelompok musisi muda berkumpul untuk bermain musik di jalanan. Pertunjukan mereka, yang mereka sebut sebagai “noise bombing” (sama seperti bom grafiti yang merusak ruang publik dengan cat semprot), menjadi hit besar di Jogja dan turut membawa kancah kebisingan kota tersebut menjadi terkenal secara internasional.

Gritakarina, Graciananto (2016) KESULITAN BELAJAR SISWA TERHADAP LAGU DAERAH MELALUI PENGGUNAAN MUSIK VIDEO DI SMP NEGERI 1 SURAKARTA. S1 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.

Wibawa, Nugraha Setia (2013) PROSES PENYAJIAN MUSIK EKSTRAKURIKULER KARAWITAN YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE KODALY. S1 thesis, Universitas negeri Yogyakarta.

Dastumi, Ameliana (2015) Minat dan Motivasi Siswa Terhadap Persembahan Ekstrakurikuler Musik di SMP NEGERI 1 Sleman. S2 thesis, Universitas Negeri Semarang.

Menari

Tarian kesenian jogja memang unik dan khas. Ini adalah kombinasi gaya tradisional dan modern. Para penari menggunakan kaki dan tangan untuk melakukan gerakan-gerakan yang menyerupai pencak silat. Mereka juga memanfaatkan tubuh dan anggota tubuhnya untuk membentuk bentuk dan gerak tubuh yang bermakna dalam tarian.

Kesenian jogja merupakan bagian penting dari warisan budaya kota. Ini memberikan cara unik untuk melihat tradisi budaya kota yang kaya, yang dapat dinikmati baik oleh penduduk lokal maupun wisatawan.

Selain kesenian jogja, pengunjung juga bisa menikmati bentuk hiburan lain di Yogyakarta. Beberapa pilihan yang populer antara lain menonton pertunjukan di keraton, mengunjungi Museum Affandi, atau melihat sendratari Ramayana. Selain itu, terdapat berbagai restoran yang menyajikan masakan Indonesia yang lezat.

Makanan

Sebagai salah satu pusat penting kebudayaan Jawa, Yogyakarta menawarkan beragam makanan yang cocok untuk setiap selera. Di antara yang paling populer adalah makanan khas Jogja yang disebut gudeg, yang memiliki cita rasa khas dan dapat ditemukan di restoran dan warung (restoran tradisional kecil).

Gudeg sering dibuat dengan daging dan sayur-sayuran. Keunikannya berasal dari proses memasak dan resep yang diwariskan secara turun temurun. Meskipun beberapa bahan telah dimodernisasi, namun gudeg yang dihasilkan tetap mempertahankan cita rasa aslinya [20]. Masakan ini bisa Anda temukan di banyak restoran atau warung di kota. Ini juga tersedia di supermarket. Namun, yang terbaik adalah mengunjungi restoran untuk merasakan kenikmatan kuliner terbaik ini.

Festival

Festival-festival kebudayaan tersebut dijadwalkan banyak di Jogja, diajukan oleh beberapa wisatawan, baik lokal ataupun mancanegara. Ini adalah sebuah gerakan berkaitan seniman dan budayawan di kota ini dengan menyajikan produk budaya terbesar dari kekuatan tradisional dan tindakan masing-masing negara.

Kappija 21 adalah sebuah pertukaran kesenian yang dimaksudkan oleh UFF dan pendiri seniman pasar papringan singgih Susilo Kartono. During this event, UFF also hosted a discussion on kuliner Indonesia and its importance.

Jogja Cross Culture tahun ini merupakan satu gerakan kebudayaan yang dimaksudkan untuk mengukatkan penguatan kota Yogyakarta sebagai Kota Kesenian. This year, the festival is held to celebrate the centenary of Yogyakarta’s independence and the 50th anniversary of the UNESCO World Heritage Site listing. It features a wide variety of cultural activities, including performances by local artists and musicians.